Kisah Ada Kemudahan Di Balik Setiap Kesulitan

May 15, 2010 by eko-saputro

Konon di sebuah kota di Timur Jauh, hiduplah seorang gadis bernama Fatimah.

Ayahnya adalah seorang pemintal yang sukses. Suatu hari ayahnya akan

mengadakan perjalanan jauh untuk memasarkan hasil pintalannya dan juga

untuk mengajak Fatimah berlayar "mencari" pendamping hidup Fatimah, yang

shaleh dan tampan...



Mereka berlayar melalui pulau-pulau. Sang Ayah berdagang, sedang Fatimah

mendambakan seorang suami yang shaleh dan tampan... Namun saat berlayar

menuju Krete, kapalnya diterjang badai. Kapal pun hancur dan Fatimah tidak

sadarkan diri. Saat tersadar, Fatimah sudah terbaring di pantai Alexandria.

Sang Ayah dan semua awak kapal tewas. Fatimah sangat sedih, ia benar-benar

menjadi miskin dan hidup seorang diri.



Ketika Fatimah menelusuri pantai, sebuah keluarga pembuat kain

menemukannya. Diajaknya Fatimah ke rumah dan diajarinya ia membuat kain.

Itulah kehidupan kedua yang dijalani Fatimah. Lama-kelamaan Fatimah menjadi

batah dan bahagia. Ia pun menjadi sangat mahir untuk membuat kain. Dan dia

pun sudah melupakan penderitaannya.



Suatu hari, saat Fatimah sedang berada di pantai, sekelompok pedagang budak

mendarat dan membawa Fatimah pergi bersama tawanan-tawanan yang lain.

Fatimah dibawa ke Istambul untuk dijual sebagai budak. Dunianya runtuh

untuk kedua kalinya. Beberapa pembeli telah berkumpul untuk memilih

budak-budak. Salah seorang membawa Fatimah untuk dijadikan pembantu

istrinya. Orang itu sebenarnya sedang mencari budak untuk dipekerjakan

membuat tiang-tiang kapal, namun ketika melihat Fatimah dia merasa iba dan

mencoba untuk menolongnya.



Malang tak dapat ditolak, di perjalanan mereka bertemu dengan rombongan

perompak. Semua harta miliknya dirampas. Uang yang disimpan di petipun

digondol, sehingga ia tidak bisa membayar tukang-tukang kayu yang bekerja.

Mereka jatuh miskin. Dan Fatimah Fatimah terpaksa membantu belajar membuat

tiang-tiang kapal, sebuah pekerjaan yang kasar untuk ukuran seorang gadis

cantik dan lembut seperti Fatimah. Namun ia jalani kehidupan itu, hingga

akhirnya iapun mahir membuat tiang-tiang kapal.



Walau begitu, Fatimah berterima kasih pada majikannya, karena telah

menyelematkannya dari gerombolan penjual budak yang kasar dan kejam. Dan

karena ketekunan dan kerajinannya, sang majikan memberi kepercayaan besar

pada Fatimah, sehingga Fatimah sangat bahagia untuk yang ketiga kalinya.



Suatu hari, majikannya berkata, "Fatimah, aku ingin kamu pergi dengan kargo

berisi tiang-tiang kapal ke Pulau Jawa sebagai agenku, dan pastikan kau

menjualnya dengan harga yang baik dan keuntungan yang besar." Fatimah pun

mengiyakannya dan dengan langkah mantap, serta diawali dengan bismillahi

tawakkaltu alallah.. La haula wala quwwawta illa billah.. ia berangkat.



Ketika kapalnya melewati Laut Cina, kapalnya dihantam topan besar. Fatimah

mendapatinya dirinya, lagi-lagi terdampar di sebuah pantai, di kepulauan

yang asing baginya. Fatimah kembali meratapi nasibnya yang bertubi-tubi

ditimpa kemalangan; ketika semua tampak lancar, sesuatu muncul dengan

tiba-tiba dan menghancurkannya. Itulah kehidupannya. Dan sebagai seorang

manusia biasa terkadang rasa putus asa menerpanya. "Mengapa nasibku seperti

ini, mengapa?" Fatimah meratapi nasibnya, namun ketika teringat, ia segera

beristighfar meminta ampunan kepada Allah. Ia yakin, pasti ada hikmah besar

di balik segala penderitaannya tersebut. Fatimah pun melangkah ke

Pedalaman.



Saat itu di Cina tak seorang pun mendengar cerita tentang Fatimah atau

mengenalnya. Tetapi ada legenda yang berdar di sana, bahwa sautu hari akan

datang seorang perempuan asing yang mampu membuat tenda istimewa untuk sang

Kaisar. Tak seorang pun di Cina yang mampu membuat tenda, maka mereka

berharap hal ini akan terwujud.



Dalam upaya ini, sang Kaisar telah berusaha, agar setiap ada perempuan

asing yang datang, untuk dihadapkan kepada Kaisar. Setahun sekali, sang

Kaisar mengirimkan tentaranya ke seluruh pelosok negeri, mencari sang

wanita asing yang dinanti-nanti...



Ketika Fatimah memasuki sebuah kota di Pantai Cina, maka melalui penerjemah

mereka mewajibkan Fatimah untuk menghadap sang Kaisar ke Istana. "Bisakah

kamu membuat tenda?" tanyak sang Kaisar ketika Fatimah menghadap kepadanya.

"Ya, saya bisa Tuan." Jawab Fatimah lembut.



Fatimah meminta seutas tali, namun tak seorang pun memilikinya. Ia pun

segera mengumpulkan batang rami, dan memintalnya menjadi untaian tali. Ia

teringat saat membantu ayahnya sebagai pemintal tali. Lalu Fatimah meminta

kain, namun tak seorang pun yang mengenal kain. Maka Fatimah dengan

pengalamannya di Alexandria, pada sebuah keluarga yang

menolongnya, iapun meyiapkan diri untuk membuat kain yang bagus dan kuat.

Fatimah kemudian meminta tiang, namun ketika itu tidak ada sebuah tiapun di

negeri Cina. Fatimah dengan pengalamannya bekerja dengan tukang pembuat

tiang kapal di Istambul, mulai mencari batang kayu dan menyiapkannya

menjadi tiang.



Dan ketika semuanya telah siap, Fatimah memutar kembali pengalamannya

selama dalam perjalanan, tentang tenda-tenda yang pernah dilihatnya, sejauh

perjalanannya menjelajahi manis pahitnya dunia... Akhirnya, dengan

ketekunan, keuletan, kesabaran dan ketelitiannya jadilah sebuah tenda yang

kuat dan sangat indah...



Ketika melihat tenda buatan Fatimah, semua orang terkagum-kagum. Sang

Kaisar yang tampan menawarkan akan memberi apa saja yang diinginkan

Fatimah. Fatimah akhirnya memilih untuk tinggal di Negeri Cina dan menikah

dengan Pangeran yang tampan, yang kemudian hari menjadi seorang pangeran

yang sangat shaleh... Mereka hidup bagiah dikelilingi anak-anak mereka yang

shaleh dan shalehah....



Melalui petualangan-petualangan inilah Fatimah sadar, bahwa

pengalaman-pengalaman yang tampak tidak menyenangkan, berubah menjadi

bagian penting dalam kebahagiaan dan kesuksesan hidupnya....



Dikutip dari buku Time To Change, Hari Subagya. Dengan sedikit perubahan

pada beberapa alur kisah dan redaksinya, agar sesuai dengan kondisi

"ke-kitaan".



Catatan :

Sekiranya Fatimah tidak dihantam ombak yang besar, yang mengakibatkannya

terdampar sebatang kara di Alexandria.... Sekiranya Fatimah tidak dibawa

para pencari budak, dan dijual di Istambul... Sekiranya orang yang iba dan

menolongnya di Istambul tidak dirampok oleh sekawanan perompak... Sekiranya

Fatimah tidak dihantam ombak dan terdampar untuk kedua kalinya.... tentulah

ia tidak akan menemukan kebahagiaannya...



Jadi, yakinlah bahwa apapun kondisi yang Allah "takdirkan" kepada kita,

pasti ada "hikmah besar" dibalik itu semua. Oleh karenanya, jalanilah

kehidupan ini dengan lapang dada, penuh kepositifan, berusaha memberikan

yang terbaik kepada orang lain, serta selalu meminta kepada yang Maha

Segalanya.....



Insan Takaful yang disayangi Allah...

Sekedar mengingatkan kembali;

1. Sudahkah kita qiyamul lail dalam sepekan ini???

Jika belum, maka qiyamul laillah malam ini. Kuatkan azam untuk bangun di

tengah malam, walaupun di tengah rintik hujan, dan kita sedang keletihan.

Insya Allah keletihan akan hilang, disaat kita merasakan manisnya shalat

malam...

2. Bagaimanakah tilawah Qur'an kita dalam sepekan ini...?

Kita punya target 2 lembar (atau 4 halaman) perhari. Bacalah Kitab kita

tersebut, bacalah dan bacalah... walaupun mungkin kita hanya sanggup 1

lembar saja. Usahakan jangan sampai ada satu hari terlewat, tanpa kita

membaca Al-Qur'an....

3. Sudahkah kita menyenangkan hati orang tua kita dalam satu pekan ini...?

Jika belum, kirimlah SMS yang mengungkapkan rasa sayang kita kepada mereka,

atau telponlah, mintalah doa dan restunya, agar kita diberkahi oleh Allah

SWT.

4. Infak shadaqah kita...

Insya Allah secara berjamaah akan dimulai pada bulan februari ini, hanya Rp

5000,- saja setiap bulannya. Namun selain infak tersebut, sudahkah kita

berinfak kepada orang yang membutuhkan di sekitar kita, saudara kita,

tetangga kita, atau kaum muslimin lainnya yang membutuhkan uluran tangan

kita....



Insan Takaful, sungguh walaupun hanya "sedikit" amal yang kita lakukan,

namun dibarengi dengan keistiqamahan insya Allah akan mendapatkan pahala

yang melimpah dari Allah SWT. "Barang siapa yang bertakwa kepada Allah,

maka sungguh Allah akan memberikan baginya jalan-jalan keluar, dan Allah

akan memberikan pada rikzi dari tempat yang tiada disangka-sangka...."

Filed under having 0 komentar  
'http://infintyskins.blogspot.com/'>